Presiden terpilih Taiwan, Lai Ching-te, memulai jabatannya pada Senin, 20 Mei 2024. Meskipun mewarisi posisi kebijakan luar negeri yang kuat dari pendahulunya, Tsai Ing-wen, ia menghadapi kebuntuan politik di dalam negeri.
Lai Ching-te, seorang politisi berpengalaman dari Partai Progresif Demokratik (DPP), telah berhasil memenangkan pemilihan presiden dengan janji untuk melanjutkan kebijakan pro-kemerdekaan Taiwan. Namun, segera setelah mengambil alih jabatan, dia dihadapkan dengan tantangan yang rumit di level domestik.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi Lai adalah meningkatnya ketegangan antara partainya sendiri, DPP, dan oposisi Kuomintang (KMT). Meskipun Taiwan telah lama menjadi panggung bagi konflik politik antara dua partai ini, ketegangan belakangan ini meningkat sebagai akibat dari perbedaan pendapat yang dalam tentang kebijakan dalam negeri dan hubungan dengan China.
Lai akan melanjutkan upaya Tsai untuk meningkatkan kerja sama dengan Amerika Serikat, meskipun AS tidak secara resmi mengakui Taiwan sebagai negara, tetapi memiliki kebijakan khusus untuk membantu Taiwan mempertahankan dirinya. Lai mungkin menghadapi tantangan utama dalam kebijakan luar negerinya dari pemerintah Amerika Serikat di Washington.
Menurut pendapat Nachman, jika Donald Trump terpilih lagi menjadi presiden AS, pemerintahannya berpotensi mengganggu keseimbangan yang dijaga Tsai dalam hubungan Taipei dengan Washington dan Beijing.
Menurut pendapat Sung, fluktuasi kinerja Tsai dalam kebijakan domestik berdampak negatif bagi DPP dalam pemilihan lokal.
Selain itu, Lai juga dihadapkan dengan tekanan dari kelompok-kelompok masyarakat yang menuntut reformasi dalam berbagai bidang, termasuk ekonomi, pendidikan, dan lingkungan. Harapan publik yang tinggi terhadap Lai untuk memberikan perubahan positif dalam kehidupan sehari-hari rakyat Taiwan menambah beban politiknya.
Meskipun demikian, Lai Ching-te tetap berkomitmen untuk melaksanakan visi dan program-programnya yang dijanjikannya selama kampanye pemilihan presiden. Dia berusaha untuk menjaga stabilitas politik sambil merespons tuntutan-tuntutan reformasi dari berbagai sektor masyarakat.
Dalam upaya untuk mengatasi kebuntuan politik di dalam negeri, Lai akan terus berupaya untuk membangun dialog antara partai-partai politik dan mempromosikan kerja sama lintas-partai. Selain itu, ia juga berencana untuk melibatkan masyarakat secara lebih langsung dalam proses pembuatan keputusan politik.
Dengan demikian, meskipun menghadapi tantangan yang besar, Presiden Lai Ching-te tetap optimis untuk membawa perubahan positif bagi Taiwan selama masa jabatannya.