Kabar duka mendalam menyelimuti dunia hiburan Tanah Air dengan meninggalnya salah satu komedian terkemuka Priya Prayogha Pratama atau biasa di sebut Babe Cabita, akibat penyakit Anemia Aplastik. Salah satu tokoh komedi terkenal di Indonesia, Babe Cabita, didiagnosis menderita anemia aplastik sebelum meninggal dunia. Penyakit ini sangat langka dan memiliki dampak yang serius pada kesehatan seseorang.
Anemia aplastik adalah penyakit langka yang mempengaruhi sumsum tulang dalam tubuh. Penyakit ini ditandai dengan produksi sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit yang sangat rendah. Hal ini menyebabkan tubuh sulit untuk memproduksi darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan normal.
Kabarnya babita mengidap penyakit anemia aplastik ini setelah banyak-nya unggahan di media sosial saat dia berada di rumah sakit. Babe sempat menceritakan soal awal penyakit yang di alaminya, yang berawal dari demam yang tidak redah-redah. Setelah di lakukan pengecekkan ke rumah sakit dokter menyatakan akan penurunan trombosit, HB serta Leukositnya. Dengan pemeriksaan medis, babe cabita dinyatakan terkena penyakit langka yaitu anemia aplastik.
Tangis histeri yang di alami keluarga dan kerabat babe cabita, ia meninggal menjelang lebaran 2024. Rasa tangis yang terdalam dari Zulfati Indraloka istri dan orang tuanya yang tidak dapat berkumpul lagi dengan babe cabita.
Penjelasan Seputar Anemia Aplastik
Anemia aplastik dapat terjadi karena beberapa faktor, termasuk faktor genetik, paparan bahan kimia beracun, infeksi virus, atau reaksi autoimun. Ketika sumsum tulang tidak dapat memproduksi sel darah dengan cukup, maka tubuh akan mengalami kekurangan sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
Gejala yang umum terkait dengan anemia aplastik meliputi:
- Kelelahan yang berlebihan
- Pucat pada kulit dan membran mukosa
- Sesak napas
- Infeksi berulang
- Perdarahan mudah
Penyebab pasti dari anemia aplastik belum sepenuhnya dipahami, tetapi ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini. Faktor-faktor risiko termasuk:
-
Pemaparan zat-zat kimia berbahaya seperti pestisida atau bahan kimia yang digunakan dalam industri
- Infeksi virus seperti hepatitis atau HIV
- Penggunaan obat-obatan tertentu seperti antibiotik atau kemoterapi
- Riwayat keluarga dengan anemia aplastik
Diagnosis anemia aplastik melibatkan pemeriksaan darah lengkap dan biopsi sumsum tulang. Pemeriksaan ini akan membantu dokter dalam menentukan tingkat produksi sel darah dalam tubuh. Setelah diagnosis ditegakkan, langkah pengobatan dapat dilakukan.
Terkadang, anemia aplastik dapat sembuh dengan sendirinya tanpa perlu pengobatan khusus. Namun, dalam kasus yang lebih serius, pengobatan mungkin diperlukan. Beberapa pilihan pengobatan yang mungkin termasuk:
- Transfusi darah untuk meningkatkan jumlah sel darah
- Terapi imunosupresif untuk menghentikan sistem kekebalan tubuh yang menyerang sumsum tulang
- Transplantasi sumsum tulang untuk menggantikan sumsum tulang yang rusak dengan sumsum tulang sehat
Penting untuk dicatat bahwa setiap kasus anemia aplastik dapat berbeda, dan pengobatan yang tepat akan ditentukan oleh dokter berdasarkan kondisi dan kebutuhan individu.
Sebelum meninggal dunia, Babe Cabita telah memberikan perhatian pada penyakit ini dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang anemia aplastik. Melalui pengaruhnya sebagai tokoh publik, dia telah membantu mengedukasi orang-orang tentang pentingnya pemahaman dan penanganan penyakit ini.