Penyakit jantung masih menjadi penyebab utama kematian di dunia. Menurut WHO, setiap tahunnya ada sekitar 18,6 juta orang meninggal akibat penyakit jantung secara global. Dan menurut dr. Radityo Prakoso, spesialis jantung, angka kematian ini diperkirakan akan meningkat menjadi 24,2 juta pada tahun 2030. Penyakit jantung iskemik adalah salah satu penyebab kematian tertinggi di antara berbagai penyakit jantung.
“Penyakit jantung atau kardiovaskular masih jadi berita buruk karena jadi pembunuh nomor satu. Penyakit jantung iskemik sendiri menyumbang 8,9 juta kematian di tahun 2019,” ujar dr. Radityo dalam acara Press Briefing Hari Jantung Sedunia 2024 oleh Kementerian Kesehatan RI. Lebih dari 3/4 kematian akibat penyakit kardiovaskuler terjadi di negara berkembang dengan pendapatan rendah hingga sedang.
Di Indonesia, penyakit jantung menempati peringkat kedua setelah penyakit stroke berdasarkan Riskesdas 2018. Diperkirakan ada sekitar 4,2 juta orang di Indonesia yang menderita penyakit jantung. Kasus ini meningkat 1,5 persen pada tahun 2018 dari 0,5 persen pada tahun 2013. Menurut dr. Radityo, tren penyakit jantung tidak hanya terjadi karena faktor usia saja, tapi juga karena gaya hidup dan faktor risiko lainnya.
Penyakit jantung kini juga banyak menyerang kalangan muda karena perubahan gaya hidup dan faktor risiko. Penyakit ini bisa dipicu oleh kebiasaan hidup tidak sehat seperti kurang aktivitas fisik, konsumsi makanan tidak sehat, merokok, obesitas, hipertensi, kolesterol tinggi, hingga stres.
“Kasus serangan jantung pada usia di bawah 40 tahun meningkat sebesar 2 persen setiap tahunnya dari tahun 2000 hingga 2016. Peningkatan penyakit jantung di usia muda didominasi oleh penyakit jantung koroner pada rentang usia 16-50 tahun,” ungkap dr. Radityo. Penyakit jantung koroner adalah kondisi di mana pembuluh darah koroner yang mengalirkan darah ke jantung mengalami kerusakan akibat sumbatan atau penyempitan.
Penyakit jantung koroner memang tidak bisa disembuhkan sepenuhnya. Pengobatan tergantung pada tingkat keparahan penyakit, gejala, dan kondisi kesehatan pasien. Gejala yang sering dirasakan termasuk nyeri dada yang menjalar ke leher, rahang, bahu, tangan kiri, punggung, dan perut kiri. Selain itu, muncul keringat dingin, mual, muntah, dan kelelahan.
Irama denyut jantung yang tidak stabil bahkan bisa menyebabkan jantung berhenti, yang jika tidak ditangani dengan cepat dapat berujung pada kematian. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kesehatan jantung dengan gaya hidup sehat, menghindari faktor risiko, dan rutin memeriksakan kesehatan jantung secara berkala. Semoga informasi ini bermanfaat dan bisa menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu peduli terhadap kesehatan jantung kita.