Merek fashion mewah sedang menghadapi tantangan akibat pelemahan mata uang Yen beberapa waktu lalu. Turis dari berbagai negara tidak hanya tertarik untuk menikmati lokasi wisata di Jepang, tetapi juga memanfaatkan kesempatan untuk berbelanja barang-barang mewah dari merek terkenal dunia yang dijual di negara tersebut. Mereka memilih untuk membeli langsung produk dari merek seperti Louis Vuitton dan Dior karena harganya lebih terjangkau dibandingkan dengan negara asal mereka.
Sebagai contoh, tas tangan Alma BB Louis Vuitton dijual seharga 14.800 yuan di China atau sekitar US$2.050. Namun, di Jepang, tas tersebut dihargai sebesar 279.400 yen atau sekitar US$1.875, bahkan sempat turun hingga US$1.725 saat Yen sedang melemah. Zhang Lei dari Hunan China adalah salah satu dari banyak turis yang memanfaatkan kesempatan ini. Dia membeli dua tas Louis Vuitton, satu tas Onitsuka Tiger, dan berencana untuk membeli jam tangan dari merek Rolex.
Para pelanggan dari China, Asia Tenggara, dan Amerika telah memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan penjualan barang mewah di Jepang. Grup barang mewah Swiss Richemont, yang memiliki merek Cartier, bahkan melaporkan peningkatan penjualan sebesar 60% di Jepang pada kuartal pertama tahun ini. Hal ini tentu saja mengejutkan para pemain besar dalam industri fashion.
LVMH, pemilik merek Dior dan Fendi, mengakui bahwa mereka sedang mengalami peralihan bisnis yang signifikan dari Asia ke Jepang. Chief Financial Officer mereka, Jean-Jacques Guiony, menyatakan bahwa tren ini juga berdampak pada bisnis LVMH di China. Para pelanggan yang menunda pembelian di China telah memberikan tekanan pada margin perusahaan.
Volatilitas mata uang juga menjadi faktor yang menyulitkan perusahaan-perusahaan fashion ini. Pergerakan mata uang yang cepat dan tidak stabil dapat memberikan dampak yang signifikan pada bisnis mereka. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan fashion mewah harus tetap waspada dan siap menghadapi perubahan dalam pasar global.
Dalam menghadapi tantangan ini, para pemain dalam industri fashion mewah perlu terus melakukan inovasi dan strategi yang cerdas. Mereka harus mampu beradaptasi dengan perubahan pasar dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjaga daya saing mereka. Dengan demikian, mereka dapat tetap eksis dan berkembang di tengah persaingan yang semakin ketat.