Demensia adalah salah satu penyakit yang cukup sering terjadi di seluruh dunia, termasuk di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekkah. Pada Kamis (13/6), tercatat 30 pasien demensia yang dirawat di ruang rawat inap psikiatri di KKHI Mekkah, menjadikan demensia sebagai penyakit terbanyak ketiga yang dirawat di klinik tersebut. Menurut dokter jiwa spesialis di KKHI Mekkah, dr.Ahmad Andi Samegu Sp.KJ, hampir 90% pasien di klinik ini menderita demensia. Selain demensia, depresi dan skizofrenia juga merupakan penyakit umum yang diderita jamaah yang dirawat di sana.
Demensia merupakan kondisi sindrom penyakit gangguan otak yang bersifat jangka panjang atau kronis. Hal ini menunjukkan bahwa demensia bukanlah penyakit baru, melainkan suatu kondisi yang berkembang seiring dengan usia dan waktu. Menurut dr.Ahmad Andi, dalam ilmu kedokteran, gangguan jiwa dilihat dari 3 aspek utama, yaitu biologis, psikologis, dan sosial. Penekanan pada aspek ketiga ini membantu dokter dalam menentukan diagnosis dan memberikan penanganan yang tepat kepada pasien-pasien dengan gangguan jiwa, termasuk demensia.
Dalam konteks sejarah, demensia telah lama dikenal sebagai salah satu penyakit yang menyerang lansia. Penyakit ini pertama kali diidentifikasi oleh seorang dokter Jerman bernama Alois Alzheimer pada tahun 1906. Alzheimer menemukan perubahan otak pada seorang pasien perempuan yang mengalami gejala gangguan ingatan dan perubahan perilaku. Sejak saat itu, demensia sering dikaitkan dengan penyakit Alzheimer, meskipun sebenarnya ada berbagai jenis demensia lainnya, seperti demensia vaskular dan demensia Lewy body.
Ada berbagai tokoh yang berperan penting dalam memahami dan mengatasi masalah demensia. Salah satunya adalah dokter dan peneliti Alzheimer, Dr.Alois Alzheimer, yang memberikan kontribusi besar dalam penemuan dan pemahaman penyakit demensia melalui penemuan kasus pertama yang dikenal sebagai penyakit Alzheimer. Selain itu, tokoh-tokoh seperti Rita Hayworth, Glenn Campbell, dan Ronald Reagan ikut memperjuangkan kesadaran mengenai demensia melalui pengalaman pribadi mereka atau dukungan terhadap organisasi yang peduli terhadap penyakit ini.
Peningkatan jumlah pasien demensia di KKHI Mekkah dan penyakit tersebut menempati posisi ketiga dalam jumlah terbanyak menunjukkan kesadaran mengenai kesehatan otak dan perluasan sumber daya untuk penanganan demensia. Faktor risiko seperti usia, genetik, gaya hidup, dan kondisi medis lainnya menjadi perhatian utama dalam pencegahan demensia.
Seiring dengan perkembangan ilmu kedokteran dan teknologi, diharapkan akan ada penemuan metode diagnosis dini dan terapi yang lebih efektif untuk mengatasi demensia. Dengan kesadaran yang lebih besar dan dukungan yang kuat dari masyarakat, diharapkan akan terjadi peningkatan dalam penanganan dan pencegahan demensia di masa depan.