Saat ini, Indonesia sedang menghadapi tantangan besar dalam mengoptimalkan sistem kesehatan yang ada. Salah satu solusi yang diusulkan adalah implementasi KRIS yang akan menggantikan kelas 1, 2, dan 3 BPJS. Implementasi KRIS ini bertujuan untuk memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat dalam hal akses dan kualitas layanan kesehatan.
Dengan adanya implementasi KRIS, masyarakat akan mendapatkan akses yang lebih mudah dan cepat dalam mendapatkan layanan kesehatan. KRIS akan menjadi kartu identitas tunggal yang akan digunakan untuk mengakses semua fasilitas kesehatan yang terhubung dengan sistem ini. Tidak perlu lagi membedakan kelas 1, 2, dan 3 BPJS, sehingga proses administrasi dan pendaftaran menjadi lebih efisien.
Direktur Kesehatan (kemenkes) RI Azhar Jaya mengatakan terdapat 41 Rumah sakit kelas A juga B, yang belum memenuhi penerapan KRIS. Dari pandangan Azhar pendapat 2 kelas rumah sakit ini cukup besar yaitu 200-400 miliar. “Kami telah merancang suatu rencana atau jadwal yang memungkinkan waktu relaksasi atau penundaan untuk implementasi peraturan KRIS (Kebijakan Reformasi Infrastruktur Siber) hingga tahun 2025.”
“Penerapan sistem KRIS dalam pelayanan rumah sakti ini banyak yang tidak setuju, adapun alasannya. Karena pengguna BPJS merasa iuran yang tidak sesuai karena mendapatkan 4 tempat tidur 1 ruangan. Sehingga akan mengganggu privasi pasien satu sama lain, juga membuat ruangan akan menjadi lebih sempit. Juga mereka khawatir akan kualitas layanan.” Ujarnya dalam rapat dengan komisi IX DPR RI, jakarta pusat.
Sistem KRIS Dalam Kesehatan Lebih Baik
Implementasi KRIS juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat. Dengan adanya satu sistem yang terintegrasi, informasi dan riwayat kesehatan pasien akan lebih mudah diakses oleh tenaga medis. Hal ini akan memudahkan tenaga medis dalam memberikan diagnosis yang lebih akurat dan penanganan yang tepat.
Selain itu, KRIS juga akan memungkinkan adanya kolaborasi antara berbagai fasilitas kesehatan dalam memberikan layanan yang holistik kepada pasien. Misalnya, jika seorang pasien membutuhkan perawatan yang melibatkan berbagai spesialis, KRIS akan memudahkan koordinasi antara dokter spesialis yang terlibat. Hal ini akan mempercepat proses penanganan pasien dan meningkatkan kesembuhan.
Adapun kriteria yang harus di miliki pihak rumah sakit jika menerapkan sistem KRIS terhadapa pengguna BPJS.
1.Harus memiliki bangunan dengan kualitas material yang terbaik, penting untuk mempertimbangkan tingkat porositas bahan-bahan yang digunakan.
2.Terdapat Ventilasi Udara Setiap Ruangan.
3.Pencahayaan ruangan mengikuti standar yaitu 250 lux.
4.kelengkapan fasilitas rumah sakit.
5.Terdapat Outlet Oksigen
Keuntungan Finansial
Implementasi KRIS juga memberikan keuntungan finansial bagi masyarakat. Dengan menggantikan kelas 1, 2, dan 3 BPJS, biaya yang harus ditanggung oleh peserta BPJS akan lebih terjangkau. Selain itu, dengan adanya satu sistem yang terintegrasi, akan lebih mudah untuk melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap penggunaan dana kesehatan.
Hal ini juga akan meminimalisir terjadinya penyalahgunaan dana kesehatan dan memastikan bahwa dana tersebut digunakan dengan efisien untuk kepentingan kesehatan masyarakat. Dengan demikian, implementasi KRIS diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat secara finansial.
Implementasi KRIS dalam sistem kesehatan di Indonesia merupakan langkah yang sangat penting dalam meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan. Dengan adanya KRIS, masyarakat akan mendapatkan akses yang lebih mudah dan cepat, kualitas layanan yang lebih baik, serta keuntungan finansial. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan semua pihak terkait untuk bekerja sama dalam mewujudkan implementasi KRIS ini demi kesejahteraan masyarakat Indonesia.
KRIS juga akan memungkinkan masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan di berbagai daerah. Dengan adanya integrasi antara fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia, masyarakat tidak perlu lagi khawatir jika harus berobat di luar daerah tempat tinggalnya. Semua data dan riwayat kesehatan akan terintegrasi dalam satu sistem yang dapat diakses oleh semua fasilitas kesehatan yang terhubung dengan KRIS.