Perusahaan minyak Chevron akan melakukan PHK terhadap 15 hingga 20 persen dari total karyawannya di seluruh dunia pada akhir tahun 2026. Menurut laporan dari CNN, langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya Chevron untuk mengurangi biaya dan menyederhanakan operasinya. Chevron saat ini tengah terlibat dalam konflik hukum dengan pesaingnya Exxon Mobil terkait rencana akuisisi produsen minyak Hess, yang menjadi strategi mereka untuk meningkatkan produksi minyak.
Selain itu, Chevron juga menghadapi tantangan dalam bisnis penyulingan, dimana mereka melaporkan kerugian pada kuartal IV 2024 untuk pertama kalinya sejak tahun 2020. Untuk mengatasi hal ini, Chevron berencana untuk memotong biaya hingga 3 miliar dollar AS hingga tahun 2026 melalui pemanfaatan teknologi, penjualan aset, dan perubahan cara kerja.
Pada akhir tahun 2023, Chevron memiliki total 40.212 karyawan di seluruh operasinya. Dengan rencana PHK ini, sekitar 8.000 orang karyawan Chevron akan kehilangan pekerjaan. Saham Chevron turun 0,7 persen dalam perdagangan Rabu (12/2/2025) sore waktu setempat.
Chevron telah memberitahu karyawan bahwa mereka dapat memulai proses pembelian saham mulai sekarang hingga April atau Mei 2025. Perusahaan juga akan melakukan restrukturisasi bisnisnya dan mengumumkan struktur organisasi kepemimpinan yang baru dalam dua minggu ke depan.
Mark Nelson, wakil presiden Chevron, menyatakan bahwa langkah ini diambil untuk menyederhanakan struktur organisasi, meningkatkan efisiensi operasional, dan memposisikan perusahaan untuk bersaing lebih baik di masa depan. Chevron berkomitmen untuk mendukung karyawan mereka selama masa transisi ini.