Alasan BASF Memilih untuk Hengkang dari Proyek Baterai Terbesar di Indonesia

Alasan BASF Memilih untuk Hengkang dari Proyek Baterai Terbesar di Indonesia

BASF SE adalah perusahaan kimia asal Jerman yang baru aja bikin gebrakan dengan ngundurin diri dari proyek pabrik baterai mobil listrik di Indonesia senilai Rp42,72 triliun! Wah, padahal proyeknya udah dikerjain sama Eramet SA dari Prancis. Ternyata, BASF mundur dari proyek ini karena penjualan mobil listrik yang lagi lesu. Kata mereka, persediaan baterai nikel di pasar udah berlebih sejak proyek dimulai. Jadi, mungkin deh mereka mikir, “Nggak usah deh investasi segede itu.”

Sebenernya, dari 2020 lalu, BASF dan Eramet udah mau bikin pabrik di Weda Bay, Maluku Utara. Ceritanya, BASF lahir dari Henry William Perkin, orang Inggris yang iseng-iseng nemu pewarna mauveine dari tar batu bara tahun 1856. Kemudian Friedrich Engelhorn, mantan tukang emas dan pengusaha gas batubara, nyambungin visi baiknya. Lahir di Mannheim tahun 1821, Engelhorn cuma sekolah 4 tahun sebelum magang jadi perajin emas. Dari situ, dia jalan-jalan ke berbagai kota di Eropa sebelum akhirnya buka toko emas di kampung halamannya. Sayangnya, bisnisnya goyah gara-gara revolusi 1848, jadinya dia mulai produksi gas buat penerangan pub. Nah, dari situ lah Engenhorn kepikiran buat bikin perusahaan kimia besar.

Pada 1865, dia berhasil mendirikan perusahaan BASF di Ludwigshafen setinggi 101 meter! Dua tahun doang, perusahaan ini udah punya 300 pegawai. Beberapa tahun kemudian, BASF udah terkenal banget sampe buka kantor penjualan di New York dan lokasi produksi di Rusia. Keren kan, bisa jadi perusahaan multinasional dalam waktu singkat.

BASF udah focus di penelitian kimia dari awal. Heinrich Caro, ahli kimia pertama yang direkrut Engelhorn, berhasil temuin zat warna sintetis pertama, alizarin bersama profesor Carl Graebe dan Carl Liebermann. Penemuan brilian ini dipatenkan di Prusia, Perancis, dan Inggris. Meski sempet ada masalah di perusahaan, Engenhorn akhirnya resign dan tutup usia di Mannheim. Tahun 1957, gedung baru BASF di Ludwigshafen dinamain sesuai namanya sebagai tanda penghargaan. Bener-bener perjalanan hidup yang inspiratif, ya?

Jadi, meskipun BASF mundur dari proyek besar di Indonesia, semangat inovasi dan keberanian Friedrich Engelhorn tetep jadi inspirasi bagi kita semua. Jangan sia-siain semangat bisnismu, kreatifitas selalu bisa buka jalan sukses!

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *