Diet Intermittent Fasting (IF) semakin populer dalam beberapa tahun terakhir sebagai strategi penurunan berat badan yang melibatkan puasa dalam jangka waktu tertentu. Diet ini mengikuti pola 16:8 yang berarti berpuasa selama 16 jam dan makan dalam rentang waktu 8 jam. Berbeda dengan diet lain yang mengharuskan pembatasan makanan tertentu, IF memperbolehkan individu untuk mengonsumsi makanan sehat dalam porsi normal setelah berpuasa dalam jangka waktu tertentu.
Salah satu studi penting tentang dampak IF dipresentasikan pada Sesi Ilmiah Gaya Hidup EPI American Heart Association pada tahun 2024. Penelitian menunjukkan bahwa membatasi waktu makan hingga 8 jam atau kurang per hari dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung. Pengurangan risiko ini disebabkan oleh periode makan yang lebih pendek dibandingkan dengan waktu makan yang biasanya 12 hingga 16 jam.
Meskipun beberapa penelitian memuji manfaat IF dalam mengurangi risiko penyakit jantung, penelitian lain bertentangan dengan anggapan bahwa IF adalah strategi penurunan berat badan yang efektif. Beberapa penelitian berpendapat bahwa hasil penurunan berat badan dari IF mungkin tidak berkelanjutan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan berbagai perspektif ketika mengevaluasi efektivitas IF sebagai metode penurunan berat badan.
Para pendukung IF menunjukkan potensi manfaat kesehatannya, seperti peningkatan sensitivitas insulin, peningkatan laju metabolisme, dan pengurangan peradangan. Perubahan fisiologis ini dapat berkontribusi pada penurunan berat badan dan peningkatan kesehatan secara keseluruhan. Selain itu, IF relatif mudah diikuti dibandingkan dengan diet ketat lainnya, karena tidak perlu membatasi kelompok makanan tertentu atau menghitung kalori.
Kritikus IF berpendapat bahwa diet ini mungkin tidak cocok untuk semua orang, terutama mereka yang memiliki kebutuhan diet atau kondisi medis tertentu. Beberapa individu mungkin mengalami efek samping seperti kelelahan, mudah tersinggung, atau kekurangan nutrisi saat mengikuti rejimen IF. Selain itu, efek jangka panjang IF pada metabolisme dan kesehatan secara keseluruhan masih belum sepenuhnya dipahami, sehingga memerlukan penelitian lebih lanjut.
Mengingat temuan penelitian yang bertentangan, sangat penting untuk melakukan pendekatan IF dengan hati-hati dan menyesuaikan pola makan agar sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup spesifik seseorang. Dianjurkan untuk berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan atau ahli gizi sebelum memulai rejimen IF untuk memastikan bahwa rejimen tersebut selaras dengan tujuan kesehatan dan persyaratan diet seseorang.
Diet Intermittent Fasting (IF) adalah strategi penurunan berat badan populer yang melibatkan puasa untuk jangka waktu tertentu dan makan dalam jangka waktu tertentu. Meskipun beberapa penelitian menunjukkan bahwa IF dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, penelitian lain mempertanyakan efektivitasnya sebagai metode penurunan berat badan. Penting untuk mempertimbangkan aspek positif dan negatif dari IF dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum memasukkan diet ini ke dalam gaya hidup seseorang. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi efek jangka panjang IF terhadap metabolisme dan kesehatan secara keseluruhan.