Perusahaan minyak Malaysia, Petronas, kabarnya akan melakukan pemangkasan jumlah karyawan alias PHK. Langkah ini diambil demi menjaga kelangsungan bisnis perusahaan. “Kami berusaha untuk menyesuaikan ukuran perusahaan agar tetap bisa memberi kontribusi pada pembangunan negara,” ujar Presiden dan CEO Petronas, Tengku Tan Sri Muhammad Taufik.
Saat ini, Petronas memiliki 52.000 karyawan, di mana 16.000 di antaranya adalah pegawai inti perusahaan. Taufik menyatakan bahwa perubahan dan dinamika dalam sektor minyak dan gas secara global mendorong Petronas untuk terus berinovasi agar bisa menghadapi tantangan masa depan. Menurutnya, hal ini merupakan proses yang sudah seharusnya dilakukan sejak lama.
Sejak berdiri, Petronas telah memberikan kontribusi sebesar 1,5 triliun ringgit dalam bentuk dividen, pajak, pembayaran tunai, bea ekspor, dan dana perwalian nasional. Taufik menekankan bahwa meskipun Petronas adalah perusahaan minyak nasional, mereka selalu beroperasi seperti perusahaan minyak internasional. Ia juga menyadari bahwa pesaing mereka juga harus mengambil keputusan sulit dalam menghadapi tekanan margin industri minyak dan gas yang semakin meningkat.
Untuk tetap relevan dan berkontribusi dalam pembangunan negara, Petronas perlu memiliki bakat yang sesuai dengan permintaan pasar, termasuk investasi dalam energi hijau dan terbarukan. Taufik menegaskan bahwa perusahaan harus terus berinovasi dan berinvestasi agar dapat bersaing di pasar global.
Setelah 50 tahun beroperasi, Petronas harus terus berupaya menjadi perusahaan yang berkinerja tinggi, didorong oleh produktivitas, inovasi, keberlanjutan, dan komitmen terhadap keunggulan. Proses penyesuaian jumlah karyawan akan dilakukan dengan penuh rasa hormat, dengan pemetaan pekerjaan dan perencanaan yang sedang dilakukan. Karyawan yang terkena dampak PHK akan diberikan pesangon yang sesuai.
Taufik yakin bahwa dengan langkah-langkah yang diambil, Petronas akan tetap kuat dan relevan di masa depan. Semua proses penyesuaian diharapkan dapat selesai pada akhir tahun 2025.