Menurut Psikiater dr. Lahargo Kembaren, SpKJ, penyakit Alzheimer tidak hanya menyerang orang yang berusia di atas 65 tahun, tetapi juga bisa terjadi pada mereka yang masih di bawah usia 40 tahun. “Alzheimer semakin sering terjadi pada orang muda. Dulu, hanya orang di atas 65 tahun yang terkena Alzheimer, tapi sekarang bisa dialami oleh orang yang lebih muda,” ujar Lahargo kepada Kompas.com pada Kamis (12/9/2024).
Dikutip dari laman Psychiatrist, kasus paling muda yang pernah didiagnosis mengidap Alzheimer adalah seorang pria berusia 19 tahun asal China. Kasus ini dipublikasikan dalam Journal for Alzheimer’s Disease. Jurnal tersebut menceritakan tentang seorang remaja laki-laki dari Kota Beijing yang mulai mengalami kehilangan ingatan secara bertahap dan kesulitan berkonsentrasi pada usia 17 tahun.
Selain faktor genetik, Lahargo menyebutkan bahwa gaya hidup tidak sehat juga dapat mempengaruhi timbulnya Alzheimer pada usia muda. “Banyak gaya hidup kurang sehat yang dimiliki anak muda zaman sekarang. Pola makan yang buruk, seperti makanan instan yang mengandung MSG dan pengawet, serta kurangnya konsumsi buah dan sayur yang mengandung antioksidan untuk melindungi otak,” jelasnya.
Pola makan yang tidak sehat dapat menyebabkan gangguan kardiovaskular dan metabolik, seperti hipertensi, hiperkolesterolemia, dan diabetes. “Gangguan-gangguan ini dapat menjadi prediktor munculnya Alzheimer,” tambah Kepala Instalasi Rehabilitasi Psikososial Pusat Kesehatan Jiwa Nasional RSJ Marzoeki Mahdi di Bogor.
Gaya hidup sedentary juga berkontribusi dalam meningkatkan risiko Alzheimer pada orang muda. Gaya hidup sedentary merujuk pada kebiasaan menghabiskan waktu hanya dengan berbaring, tidur, dan bersandar, tanpa melakukan aktivitas fisik yang cukup. “Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan kurangnya oksigenasi dan aliran darah yang baik ke otak, sehingga meningkatkan risiko Alzheimer,” ungkapnya.
Lahargo juga menyoroti fenomena psikososial di kalangan anak muda, seperti depresi yang disebabkan oleh ketergantungan pada gadget, berkurangnya interaksi sosial, dan rasa kesepian. “Phubbing atau phone snubbing, yaitu mengabaikan orang lain karena sibuk dengan gadget, serta FOMO atau Fear of Missing Out, yang membuat seseorang takut ketinggalan berita dan selalu terpaku pada gadget, dapat menjadi awal mula masalah kesehatan mental pada orang muda,” paparnya.
Isolasi sosial dan kesepian juga memiliki dampak serius pada kesehatan fisik dan mental, kualitas hidup, serta umur panjang. WHO mencatat bahwa lebih dari 55 juta orang di seluruh dunia menderita demensia, dengan lebih dari 60 persen dari mereka tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah, termasuk Indonesia. Setiap tahun, ada hampir 10 juta kasus baru.
Dengan adanya penelitian yang menunjukkan bahwa isolasi sosial dan kesepian memiliki dampak serius pada kesehatan, penting bagi kita untuk menjaga kesehatan fisik dan mental kita. Dengan pola makan sehat, gaya hidup aktif, dan interaksi sosial yang baik, kita dapat mengurangi risiko Alzheimer pada usia muda. Jadi, mari kita jaga kesehatan kita dengan baik agar kita dapat terhindar dari penyakit yang merugikan ini.