Kita harus sadar bahwa polusi udara di perkotaan saat ini sangat buruk dan berdampak besar pada kesehatan kita. Polusi udara yang berasal dari asap kendaraan, pabrik, dan kurangnya tanaman untuk menyerap karbon dioksida telah menyebabkan berbagai macam penyakit serius.
Menurut Agensi Lingkungan Eropa, WHO telah menyediakan bukti bahwa polusi udara dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2, obesitas, peradangan, alzheimer, dan demensia. Bahkan, polusi udara tipe PM 2.5 telah diklasifikasikan sebagai penyebab utama kanker oleh Agensi Penelitian Kanker Internasional.
Studi global juga menunjukkan bahwa paparan polusi udara berlebihan dapat menyebabkan kerusakan pada semua organ tubuh kita. Anak-anak lebih rentan terhadap polusi udara karena tubuh dan sistem imunitas mereka masih dalam tahap perkembangan. Anak-anak yang terpapar polusi udara secara kronis memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit pada masa dewasa.
Polusi udara PM 2.5 merupakan jenis polusi udara yang paling berbahaya dan dapat menyebabkan kematian prematur. Sayangnya, 97 persen populasi perkotaan telah terpapar polusi udara tersebut, melebihi standar yang ditetapkan oleh WHO.
Paparan polusi udara dapat menyebabkan stres oksidatif dan peradangan pada sel-sel manusia, yang pada akhirnya dapat menyebabkan penyakit kronis dan kanker. Penelitian juga menunjukkan bahwa paparan singkat dalam tingkat tinggi dapat memicu berbagai penyakit seperti asma, penyakit jantung, dan gangguan pernapasan.
Untuk mengurangi kadar polusi udara, diperlukan kerjasama dari semua pihak. Pemerintah perlu menginvestasikan dana dalam penelitian dan edukasi mengenai udara bersih, serta mengimplementasikan undang-undang yang mendukung lingkungan yang sehat.
Kita sebagai masyarakat juga harus lebih peduli terhadap kondisi udara kita. Dengan menjaga lingkungan sekitar kita, kita juga ikut menjaga kesehatan publik. Mari bersama-sama berkontribusi untuk mengurangi polusi udara dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi generasi mendatang.